Apabila kita mengadakan
perjalanan dari Subang menuju Bandung, kita akan melihat banyak pemandangan alam
yang demikian indah. Salah satunya pemandangan di daerah Cibogo. Di sana
terdapat jalan menurun, membelok, kemudian mendaki.
Foto Kelok Cibogo Tahun 1930-an (Sumber: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) ) |
Foto Kelok Cibogo Tahun 2020 (Sumber: Koleksi Pribadi) |
Berdasarkan peta jalan di Google
Maps, kelok Cibogo terletak di jalan raya Tangkuban Parahu. Jalan raya tersebut
memanjang dari pintu masuk Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu sampai jalan
Panorama di perempatan jalan Lembang.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) online, kata kelok sama artinya dengan lengkung, belokan, tikungan, atau keluk. Kelok Cibogo berarti
belokan atau tikungan jalan yang terdapat di desa Cibogo kecamatan Lembang
kabupaten Bandung Barat.
Cibogo, Cilumber, dan Ciburial,
adalah nama-nama dusun di desa Cibogo. Nama Cibogo berasal dari kata ci artinya air dan bogo artinya ikan gabus. Dahulu, ikan ini banyak ditemukan di dusun
Ciburial terutama di situ Karang Putri.
Kabarnya bogo ini selain jumlahnya
banyak juga ukurannya besar-besar. Dikutip dari laman Pemerintahan Desa Cibogo.
Print Screen Sawah di Jalan Cibogo Tahun 1972 (Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=HKnioCiYulk) |
Foto Jalan Cibogo Tahun 1980-an (Sumber: https://www.pinterest.co.uk/pin/765189792912478726/) |
Foto Jalan Cibogo Tahun 2020 (Sumber: Koleksi Pribadi) |
Print Screen Sawah di Cibogo Tahun 1972 (Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=HKnioCiYulk) |
Foto Kebun Sayuran di Cibogo Tahun 2020 (Sumber: Koleksi Pribadi) |
Foto Jalan Berbatu di Cibogo (Sumber: Gahetna.nl) |
Sebelum tahun 1928, orang Belanda yang bertempat tinggal di West Preanger (Priangan Barat), apabila hendak pelesiran ke gunung Tangkuban Parahu, maka
satu-satunya jalan mesti melalui jalan Jaya Giri Lembang. Awalnya mereka harus menyusuri
jalan setapak yang terjal, selanjutnya masuk hutan, dan akhirnya sampailah di
kawah Upas.
Semenjak tanggal 8 September 1928, rekreasi ke
gunung Tangkuban Parahu dapat ditempuh melalui jalur Cibogo dengan mengendarai
mobil. Gerak kendaraan, orang, dan barang di jalan Cibogo semakin lancar dan
ramai tatkala permukaan jalannya sudah beraspal.
Print Screen Jalan Cibogo Tahun 1972 (Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=HKnioCiYulk) |
Print Screen Jalan Cibogo Tahun 1972 (Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=HKnioCiYulk) |
Print Screen Jalan Cibogo Tahun 1972 (Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=HKnioCiYulk) |
Foto Jalan Cibogo Tahun 2020 (Sumber: Koleksi Pribadi) |
Foto Jalan Cibogo Tahun 2020 (Sumber: Koleksi Pribadi) |
Foto Jalan Cibogo Tahun 2020 (Sumber: Koleksi Pribadi) |
Pada tahun 1986, ketika masih
kuliah di IKIP Bandung, penulis pernah kehabisan uang, terpaksa harus pulang ke
Ciater dengan berjalan kaki. Sampai di jalan Cibogo perasaan letih sedikit
berkurang, setelah memandang langit yang membiru dan hijaunya tetumbuhan yang terhampar.
Sampai sekarang kejadian tersebut masih tetap terbayang dalam ingatan.
Foto Jalan Cibogo Tahun 1980-an
|
Alhamdulillah. Terimakasih kami
sampaikan kepada orang-orang terdahulu yang telah berjasa membuka hutan belantara
sehingga kini menjadi jalan raya. InsyaAlloh jalan tersebut bermanfaat bagi
anak bangsa dalam meraih cita-citanya sehingga menjadi generasi penerus bangsa
Indonesia.
Daftar Sumber:
Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan.1978. Sejarah Nasional
Indonesia. Jakarta
Sejarah Desa Cibogo Lembang, diakses dari http://cibogo-lembang.sideka.id/profil/sejarah/
Tanggal 5 Mei 2010 Pukul 5.05
Zwavelgassen,
Tangkoeban Prahoe, 1931, diakses dari https://kolonialemonumenten.nl/2015/11/13/zwavelgassen-tangkoeban-prahoe-1931/
Tanggal 1 Mei 2020 Pukul 6.59