Minggu, 19 April 2020

Sejarah Berdirinya Pabrik Teh Ciater Subang




Pabrik teh peninggalan kolonial itu, kini sudah tidak terlihat lagi, sebab telah dibongkar dan diratakan. Bangunan megah yang pernah berdiri tegak di Ciater itu menjadi saksi kehidupan tuan-tuan tanah yang dahulu pernah berjaya.
Pabrik Teh Ciater Subang
Foto Pabrik Teh Ciater (Sumber: di Share dari Teman)
Pabrik teh Ciater letaknya berhadapan dengan jalan masuk objek wisata air panas alam Ciater. Ketika masih berdiri, di depan pabrik terdapat perempatan jalan yang selalu ramai oleh kendaraan truk pengangkut daun teh dan bis pariwisata yang mengantar wisatawan asing menuju pabrik.

Bekas Pintu Gerbang Pabrik Teh Ciater
Foto Bekas Pintu Gerbang Pabrik Teh Ciater Berhadapan dengan Perempatan Jalan (Sumber: Koleksi Pribadi)
Foto Pabrik Teh Ciater Hasil Editan
Foto Pabrik Teh Ciater Hasil Editan (Sumber: Koleksi Pribadi)
Kegiatan ibu-ibu pemetik teh, mandor, karyawan pabrik, pedagang asongan, dan anak-anak karyawan yang sedang bermain di sekitar pabrik sudah menjadi pemandangan biasa. Bunyi mesin pabrik dan aroma wangi pucuk teh melengkapi suasana saat itu. Sekarang, semua itu sudah tidak tampak dan tidak dapat dirasakan lagi.

Tjiater theefabriek dibangun oleh perusahaan P & T Lands Ltd pada tahun 1934, dan mulai dioperasikan empat tahun kemudian tepatnya di tahun 1937. Pabrik ini dibuat empat lantai sehingga lebih besar dibandingkan dengan pabrik teh yang lain di sekitar Pamanoekan en Tjiasem Landen Ltd.
Foto Pabrik Teh Ciater Sesudah Selesai Dibangun (Sumber: Tropenmuseum dalam @subanglawas)
Pabrik teh Ciater adalah pabrik terakhir yang dibangun oleh pengusaha berkebangsaan Inggris, sebelumnya pernah juga dibuat di Tambakan, Kasomalang, dan Serangsari sekitar tahun 1911 sampai 1922.

Sebenarnya, pabrik teh yang lebih awal berdiri di Pamanoekan en Tjiasem Landen  (kabupaten Subang sekarang) adalah pabrik teh Bukanegara yang dibangun oleh pengusaha Belanda bernama Peter William Hofland ditahun 1840-an.

Belanda adalah negara yang paling lama menjajah Indonesia, yaitu sekitar 350 tahun. Tetapi mengapa ada pengusaha Inggris di Pamanoekan en Tjiasem Landen (kabupaten Subang sekarang)? Pada tahun 1812 Letnan Gubernur Thomas Stanford Raffles menjual tanah Pamanukan dan Ciasem kepada orang-orang partikelir (swasta), diantaranya kepada orang-orang Inggris.

Berikut daftar perubahan hak milik tanah Pamanukan dan Ciasem yang dikutip dari Naskah Sejarah Kabupaten Subang dan Short History of The Pamanoekan & Tjiassemlands:

Tahun
Pengusaha/Perusahaan
Kebangsaan
Keterangan
1812
Muntinghe dan
Belanda Perorangan
J. Shrapnell
Inggris
1813
J. Shrapnell dan Ph, Skelton
Inggris Perorangan
1819
Charles Forbes dan William Taylor
Inggris Perorangan
1821
J. Davidson, Th. McQuoid, dan D. A. Fraser
Inggris Perorangan
1822
Ludovick Steward, dan John Rab. Thuring
Inggris
Perorangan
1826
Ch. Forbes, W.F. Money, Micky Forbes, John Skelton, J. Steward, J.R. Thuring, dan Alex London
Inggris
Perorangan
1840
Ch. Forbes, Micky Forbes, dan J. Steward
Inggris
Perorangan
1842
John Erich Banck, Thomas Benjamin Hofland, dan Peter William Hofland
Belanda
Perorangan
1848
Thomas Benjamin Hofland dan Peter William Hofland (Hofland Brothers)
Belanda
Perorangan
1858
Peter William Hofland
Belanda
Perorangan
1872
George Hermanus dan Johannes Theodorus (Hofland Junior)
Belanda
Perorangan
1886
N.V. Haatschapij Ter Eksploitatie Der Pamanukan En Tjiasem Landen
Belanda
N.V. = Perseroan Terbatas (PT)
1911
The Anglo Dutch Plantation Of Java Ltd
Inggris
Ltd = Limited = PT
1920
P & T Lands Ltd
Inggris
Ltd = PT
1942
P & T Lands Ltd
Jepang

1945
P & T Lands Ltd
Indonesia

1949
P & T Lands Ltd
Inggris

1953
Indonesia Plantation Ltd
Indonesia

1963
Perusahaan Perkebunan Negara
Indonesia
PPN Dwikora IV

Semenjak tahun 1937, di perkebunan teh Ciater sudah mengalami beberapa kali pergantian perusahaan sebagai pengelola pabrik. Dikutip dari beberapa sumber, akhirnya diperoleh nama-nama perusahaan tersebut, seperti pada daftar di bawah:

No.
Nama Perusahaan
Tahun
1
P & T Lands Ltd
1937 s.d 1956
2
Indonesia Plantation Ltd (PPN Lama)
1957 s.d 1960
3
Perusahaan Perkebunan Negara (PPN Baru)
1961 s.d 1963
4
PPN Aneka Tanaman
1964 s.d 1968
5
PT Perkebunan XXX
1969 s.d 1978
6
PT Perkebunan XIII
1979 s.d 1994
7
PT Perkebunan Nusantara VIII
1994 s.d sekarang saat artikel ini ditulis

Pada buku cerita Cipanas Ciater, disebutkan beberapa nama orang Inggris sebagai manajer atau pengelola perkebunan teh Ciater. Nama-nama kawasa atau administratur sebelum kedatangan bangsa Jepang adalah: tuan Parante, tuan Ball, dan tuan Sturby.

Adapun nama kawasa setelah Indonesia merdeka adalah: tuan Pieter dan tuan Sery. Nama-nama kawasa di atas, ditulis berdasarkan penuturan penduduk Ciater pada waktu diwawancara, jadi bukan dari catatan peristiwa sejarah.

Dahulu, di pabrik teh dan sekitarnya menjadi pusat kegiatan ekonomi yang sangat penting. Tetapi juga menjadi pusat kegiatan seni, olah raga, pariwisata, pertukangan, pendidikan, dan agama bagi karyawan khususnya dan masyarakat Ciater pada umumnya.

Kala itu, jika malam tiba, di sekitar pabrik menjadi kawasan yang paling gemerlap. Terutama saat ada pementasan seni pertunjukan atau pemutaran film, suasananya menjadi tambah meriah. Kalau ada mesin waktu, ingin rasanya menjenguk ke sana walau sekejap.

Bapak guru mengajar para siswa di sekolah dasar dari pagi sampai siang. Menjelang sore beliau bekerja lagi di pabrik sebagai juru timbang pucuk teh. Pegawai negeri sipil yang menyambi di perusahaan swasta sudah lumrah ditahun 1970-an.

Orang-orang tua tempo dulu hanya punya dua impian atau dambaan, yaitu kapan anak-anak mereka akan jadi mandor besar atau menjadi staf di perkebunan. Bahkan ada orang tua mengadakan hajatan (syukuran) dikarenakan anaknya atau menantunya diangkat menjadi staf di perkebunan. Dikutip dari buku Hari Jadi Kabupaten Subang.

Jika mengamati kutipan di atas, kita dapat memahami, betapa besarnya peran perkebunan-perkebunan yang berada di tanah P & T Lands saat itu, dalam meningkatkan kesejahteraan hidup para pekerjanya.

Usia mesin produksi semakin tua, sehingga kerjanya menjadi tidak tepat guna. Keuangan defisit, disebabkan oleh biaya produksi lebih besar ketimbang harga jual. Keunggulan produk kalah bersaing dengan kualitas produk dari negara lain. Karena itulah yang membuat penampilan pabrik teh Ciater menjadi kusam tidak terurus akhirnya tersingkirkan.
Pabrik Teh Ciater
Foto Pabrik Teh Ciater Menjelang Senja (Sumber: Koleksi Pribadi)
Onggokkan besi tua merupakan akhir riwayat si pabrik renta, sehingga dibongkar dan diratakan. Tahun 1990-an sudah dibangun pabrik teh baru pengganti pabrik teh lama. Kini pabrik baru dapat berdiri lebih tegak diantara hijaunya hamparan pucuk teh.

Pabrik Teh Ciater
Foto Pabrik Teh Ciater Menjelang Renta (Sumber: Koleksi Pribadi)
Alloh yang maha kuasa atas dunia fana yang pasti akan binasa, berikan makna pada waktu dihari ini sebelum berganti menjadi kamari, sebab waktu cepat menepi dan pasti tidak akan kembali. Hikmah di balik rangkaian peristiwa.



Daftar Sumber:
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Subang. 2002. Penyempurnaan Naskah Sejarah Kabupaten  Subang. Subang.
Hidayat, Eep. 1989. Cerita Cipanas Ciater, Subang: CV. Maju Raya Bandung.
Ketua Panitia Khusus Peneliti Sejarah Kabupaten Subang. 1980. 5 April 1948 Hari Jadi Kabupaten Subang. Subang. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Subang.
Short History of The Pamanoekan & Tjiassemlands, diakses dari https://issuu.com/keykogrosir/docs/thomas b hofland/ Tanggal 17 April 2020, Pukul 19.45 WIB