Minggu, 21 Juni 2020

Alam Takambang Jadi Guru

Gambar Ilustrasi Dusun Cikondang Tahun 1977 (Sumber: Koleksi Pribadi)
Gambar di atas merupakan ilustrasi dusun Cikondang pada tahun 1977. Penulis mengalami kesulitan saat membuat gambar tersebut, sebab harus membayangkan kembali suasana asri, sejuk, dan tenang di dusun Cikondang 43 tahun yang lalu. Mohon maaf jika gambar tidak mirip.

Foto Dusun Cikondang Tahun 2020 (Sumber: Koleksi Pribadi)
Cikondang adalah nama salah satu dusun di desa Nagrak kecamatan Ciater kabupaten Subang. Dusun tersebut terletak di sebelah timur taman rekreasi Sari Ater Hot Spring Resort.

Jika tempat parkir di taman rekreasi Sari Ater dan parkir barat sudah penuh oleh kendaraan bermotor, maka mobil kita akan diarahkan ke parkir timur. Nah, di sebelah kanan parkir timur, di situlah terdapat dusun Cikondang.

                
Peta Dusun Cikondang (Sumber: https://www.google.com/mymaps)

Letak geografis dusun Cikondang yang berdampingan dengan objek wisata air panas alam Ciater, membawa dampak positif terhadap percepatan pembangunan baik fisik maupun non fisik.

Pembangunan jalan, jembatan, dan listrik masuk desa, dapat mendorong pembangunan bidang yang lain seperti bidang sosial dan ekonomi. Terbukti pembangunan tersebut mampu memberikan dampak yang besar bagi kesejahteraan masyarakat Cikondang.

Menjelang matahari terbenam dihari Jum’at bulan Mei 2010, masyarakat dusun Cikondang dikejutkan oleh air sungai yang meluap dan mengalir deras. Selain airnya pekat berlumpur, juga membawa material batu dan kayu.
Foto Akibat Banjir Bandang yang Sangat Merugikan Masyarakat (Sumber: Koleksi Pribadi)
Foto Aktivitas Masyarakat Menjadi Terhambat (Sumber: Koleksi Pribadi)
Foto Batu, Kayu, dan Lumpur Dari Hulu Sungai yang Terbawa Banjir (Sumber: Koleksi Pribadi)
Foto Material Banjir yang Mengotori Masjid (Sumber: Koleksi Pribadi)
Foto Jalan Rusak Akibat Banjir (Sumber: Koleksi Pribadi)
Foto Kayu Gelondongan yang Terbawa Banjir (Sumber: Koleksi Pribadi)
Berdasarkan foto-foto di atas, banjir bandang sudah mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup besar dan menghambat aktivitas masyarakat.

Kita dapat mengambil hikmah dan pembelajaran dari peristiwa alam yang sudah terjadi sepuluh tahun yang lalu. Sejalan dengan pepatah suku Minang, alam takambang jadi guru.

Pepatah itu bermakna agar kita belajar pada alam dengan berbagai fenomenanya yang senantiasa mengabarkan sebuah kearifan. Dikutip dari

Supaya peristiwa tidak terulang kembali dimasa yang akan datang, maka kita harus dapat membaca dan mempelajari tanda-tanda alam, menghargai alam, melestarikan alam, tidak merusak alam, dan dapat hidup selaras dengan alam.

Jika setiap cobaan disikapi dengan bersih hati, sabar, tenang, selalu mengingat, beriman, dan berdoa kepada Alloh, maka kita akan segera diberi jalan ke luar dari segala cobaan. Aamiin.

Alhamdulillah. Masyarakat sudah bangkit kembali untuk beraktivitas dan membangun. Sehingga saat ini suasana dusun Cikondang kembali asri, sejuk, dan tenang.


Print Screen Masjid Baru yang Lebih Megah (Sumber: Street View Images Google Maps)

Foto Jalan yang Sudah Dibangun Kembali (Sumber: Koleksi Pribadi)


9 komentar:

  1. Sae pa, Aya kearifan lokal, Aya kearifan nasional dengan mengutip pepatah orang Minang... Awalnya bingung judul nya takambang tapi tentang dusun ciater... salut bisa bikin penasaran

    BalasHapus
  2. mantap Pak dalam memunculkan kearifan lokalnya

    BalasHapus
  3. Wah ini mah uda kaya reporter profesional πŸ‘πŸ» datanya lengkap, penuturannya ciamikkk. Mantap Pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. siapa dulu guru pembimbingnya? Kalau bukan Pak Toto dan Bapak/Ibu komunitas Lisangbihwa.

      Hapus
  4. Apik pisan Pak, dokumen kejadian alam 10 th yll masih ada, dan dikisahkan kembali runtut dan menarik + ilustrasi gambarnya juga okee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. kalau bisa dilanjut lagi kabar dari Papua untuk inspirasi.

      Hapus
  5. Alhamdulillah. terimakasih atas komentarnya. Kata kearifan lokal memiliki makna yang tinggi nilainya.

    BalasHapus